Komunitas Amish dan Diskriminasi

Komunitas Amish dan Diskriminasi – Di jaman modern serta serba tekhnologi saat ini ini sedang ada warga yang anti kepada teknologi serta tidak segan-segan buat tidak memakainya dalam kehidupan sehari-hari betapapun krusialnya teknologi itu. Warga ini memanggil dirinya warga Amish, Amish ialah suatu perkumpulan Kristen anabaptis yang ada di Amerika Serikat.

Komunitas Amish dan Diskriminasi

kccommunitynews – Sangat ironi sebab Amerika Serikat tercantum ke dalam bangsa yang amat memahami teknologi, tetapi malah terdapat beberapa kecil masyarakatnya yang menyangkal memakai teknologi. Mereka didiamkan bertumbuh dalam komunitasnya, serta mempraktikkan apa yang mereka yakin, sepanjang mereka tidak mendesakkan negeri pula mempraktikkan apa yang mereka yakin selaku salah satunya kebijaksanaan nasional.

Melansir luluiii, Serta sebab jumlah mereka yang sedikit hingga mereka tercantum ke dalam kalangan minoritas. Mereka mencegah konsumsi listrik sebab terdapat kebingungan apabila kabel- kabel tembaga itu jadi alat penodaan atas anutan konvensional mereka. Mereka tidak ingin bila anutan yang bagi mereka asli wajib terinfeksi oleh keadaan asing serta mengganggu dari dunia luar.

Baca juga : Asal-usul Komunitas Amish, Keyakinan, Dan Gaya Hidup

Pola pikir ini simpel saja, sesungguhnya. Tidak seluruh faktor dunia luar itu kurang baik, namun tidak seluruhnya pula bagus. Serta jika seluruhnya tidak pasti bagus, lebih baik melestarikan seluruh yang telah tentu bagus. Serta sebab mereka cinta rukun, agaknya golongan Amish hanya butuh berdalih: ampunilah kita yang tidak melaksanakan apa yang Kamu jalani, begitu juga kita memaafkan kamu yang tidak melaksanakan apa yang kita jalani.

Tidak hanya itu, Amish juga berupaya buat merelaikan diri dari pergaulan sosial, politik ataupun ekonomi dengan masyarakat AS yang lain pula rezim AS. Mereka tidak melunasi pajak, asuransi serta keadaan yang berhubungan dengan peranan mereka selaku masyarakat negeri yang wajar, tercantum pula menyangkal masuk tentara. Sebab Amish tidak menunaikan kewajibannya hingga Amish juga tidak memperoleh hak ataupun agunan apapun

yang jadi peranan penguasa pada masyarakat negaranya semacam membagikan agunan sosial, proteksi hukum, asuransi ataupun dorongan finansial dalam wujud apapun.

Serta sering- kali perihal inilah yang digunakan oleh sedikit orang yang tidak bertanggung jawab–di luar orang Amish tentunya- buat melaksanakan aksi melanggar hukum kepada warga Amish semacam, penganiayaan, pemerkosaan, serta pembantaian. Dengan asumsi kalau sebab toh mereka tidak hendak memperoleh proteksi hukum begitu juga mestinya alhasil para pelakon perbuatan kesalahan itu bisa leluasa dari jaring hukum. Begitu juga yang lazim terjalin pada kalangan minoritas, ialah aksi pembedaan yang tiba dari kalangan kebanyakan, warga Amish juga tidak bebas dari perlakuan itu. Serta telah pasti perihal ini diperparah dengan Amish yang tidak mempunyai proteksi hukum ditambah warga Amish sendiri kala mereka hadapi pelecehan, mereka tidak berupaya menuntut proteksi hukum dari penguasa serta memilah membiarkan perihal itu lalu.

Tetapi, Amerika Serikat, selaku negeri yang menjunjung besar Hak Asas Orang mempunyai amandemen Bill of Rights, dimana masyarakat negeri Amerika Serikat, dengan cara nyata, mempunyai hak berekspresi hendak gagasan mereka, alhasil apalagi warga Amish juga memperoleh agunan itu, bagus mereka menunaikan peranan mereka ataupun tidak. Ini jadi tantangan tertentu untuk penguasa AS hendak gimana sepatutnya melakukan isi amandemen itu kepada warga Amish yang rentan kepada perlakuan eksklusif dari golongan non- Amish.

Berdialog hal perlakuan pembedaan, hendak timbul sesuatu persoalan apakah kalangan minoritas betul- betul rentan kepada aksi pembedaan? Tanggapannya pasti saja terkait gimana interaksi antara kalangan minoritas itu sendiri dengan kalangan kebanyakan. Dalam permasalahan Amish ini, mereka tidak menyangka dirinya kalangan minoritas sebab mereka merasa tidak tergantung/ memerlukan dengan kalangan kebanyakan( non- Amish), semacam minoritas lain( afro- amerika, muslim- amerika, dan lain- lain.) Warga Amish sendiri lah yang mengucilkan diri mereka sendiri serta perihal ini yang menimbulkan kalangan non- Amish memandang mereka sisi mata. Eksklusivitas serta kebijaksanaan“ gorden bambu” komunitas Amish membuat warga biasa kerapkali menyangka mereka abnormal ataupun inferior kepada style serta kultur kebanyakan.

Pembedaan bisa terjalin bila terdapatnya kesenjangan dalam perihal perlakuan kepada golongan ataupun kalangan khusus yang pada kesimpulannya menimbulkan kebimbangan atau aksi selaku impact dari kesenjangan itu. Jadi pada dasarnya kalangan minoritas bukanlah senantiasa rentan kepada perlakuan eksklusif, perbandingan dampingi kalangan minoritas yang menemukan perlakuan eksklusif dengan yang tidak merupakan gimana kedua golongan( monoritas serta kebanyakan) itu silih berhubungan. Bila salah satunya mengucilkan diri semacam Amish hingga pihak lain hendak melaksanakan perihal yang serupa serta terdapat mungkin membalasnya dengan aksi diskiriminatif.

Ilustrasi permasalahan yang kontemporer merupakan terjalin penembakan kepada 5 anak wanita diiringi pelecehan intim di sekolah Amish di Lencaster, Pennsylvania, oleh seseorang pria yang setelah itu bunuh diri sehabis penembakan. Kalangan Amish tidak memohon tanggung jawab penguasa dalam perihal ini. Mereka memilah membiarkannya saja. Tetapi bila dibanding dengan pembedaan kepada kalangan kulit gelap di AS, hingga permasalahan Amish ini amat tidak terdapat apa- apanya. Tidak tahu sebab kalangan kulit gelap membaur dalam warga kulit putih serta Amish merelaikan diri yang jadi perbandingan itu ataupun bukan.

Jadi akhirnya merupakan, Amish selaku kalangan minoritas lumayan menemukan perlakuan eksklusif sebab eksklusifitas yang mereka jalankan, tetapi sebab kehidupan mereka terpisah dari warga kebanyakan serta amat sedikit beradu hingga perlakuan eksklusif yang mereka dapat tidak lebih kurang baik dari yang dirasakan oleh kalangan kulit gelap, dimana mereka menemukan perlakuan eksklusif di tiap pandangan kehidupan mereka, bukan cuma hanya perbuatan kekerasan serta pelecehan saja.